Masjid Agung Tegal dibangun antara tahun 1825-1830, bertepatan dengan terjadinya perang Dipenogoro. Pasji yang terletak di Slawi ini menjadi saksi pertempuran antara Pangeran Dipenogoro dan para pengikut melawan penjajah Belanda. Sejak pertama kali berdiri hingga saat ini, Masjid Agung Tegal telah mengalami beberapa kali renovasi. Pada tahun 1927, ruang paseban Masjid direnovasi karena sudah tidak representatif lagi. Sebagai gantinya, dibangunlah KUA (Kantor Urusan Agama) di sana. Meski telah mengalami beberapa kali perombakan, penampakan bagian belakang Masjid ini tetap menunjukkan bentuk awal Masjid yang kekunuon karena belum direnovasi. Baca juga: Toko Karpet Masjid di Slawi Basjid yang mampu menampung 4000 jamaah ini memiliki dua lantai. Pada bagian lantai bawah, sering digunakan sebagai ruang utama Masjid. Sedangkan, bagian lantai atasnya digunakan sebagai tempat untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan kegamaan, seperti pengajian yang dilakukan oleh bapak-bapak, ibu-ibu, remaja maupun masyarakat umum. Karena tempatnya yang strategis berada di tengah-tengah kota Tegal, Masjid Agung Tegal ini selalu dipadati jamaah setiap ali memasuki waktu shalat wajib. Ada yang unik dari Masjid Agung Tegal ini, yaitu saat memasuki waktu berbuka puasa Ramadhan, akan dilakukan pembakaran petasan berukuran besar di halaman masjid sebagai tanda sudah masuk waktu maghrib atau berbuka. Namun hal ini hanya dilakukan pada tahun 1980an, saat ini pembakaran petasan tersebut sudah ditiadakan karena dianggap mubazir. Sebagai gantinya, tanda waktu berbuka puasa dikumandangkan azan dengan pengeras suara yang diletakkan di atas menara masjid setinggi 32 meter, juga disiarkan melalui radio-radio dan televisi yang sekarang telah marak di mana-mana. Lihat juga: tokosentramasjidslawi.blogspot.co.id/2017/10/jual-karpet-masjid-di-slawi.html
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |